8 Cara Juara Lomba Menulis Opini yang Harus Kamu Ketahui

-Lomba-

Membaca dan menulis adalah dua kegiatan yang tidak dapat lepas dari kehidupan saya. Sesibuk apapun aktivitas di kantor, saya selalu meluangkan waktu untuk melakukan keduanya. Kebiasaan membaca dan menulis saya mulai sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Kebetulan kedua orangtua saya juga mempunyai hobi membaca. Sepertinya hobi kedua orangtua saya itu menurun kepada saya. Sebagai bacaan keluarga, orangtua saya langganan surat kabar.

Sedangkan untuk saya, mereka sengaja membelikan majalah anak-anak dan beberapa buku cerita. Dari kegemaran membaca itulah, hobi lainnya muncul. Majalah anak yang saya baca ada rubrik tentang puisi.
Saya tertarik untuk mencoba menulis puisi. Saya merasa dengan membaca itu banyak ide yang harus saya tuangkan dalam tulisan. Lama kelamaan kedua hobi saya itu terasah di sekolah. Beberapa lomba membaca dan lomba menulis puisi saya ikuti. Meskipun belum berhasil meraih juara tetapi saya mendapatkan banyak pengalaman.
Setidaknya secara mental saya sudah siap untuk tampil di depan umum. Saya juga aktif menulis di majalah dinding sekolah. Saya ingin menjadikan majalah dinding ini sebagai wahana saya untuk menuliskan ide.
Memasuki bangku SMP sampai dengan lulus SMA saya tidak terlalu aktif untuk menulis lagi. Namun demikian, hobi membaca tetap saya lakukan. Saya lebih tertarik membaca buku-buku yang berhubungan dengan sejarah, baik itu biografi maupun otobiografi.
Sampai akhirnya, pada saat saya kuliah S-1 di salah satu universitas negeri di kota Malang, ada seorang teman yang bekerja sebagai wartawan pada salah satu grup media cetak ternama di Jawa Timur mengajak saya bergabung sebagai kontributor untuk tabloidnya. Dengan senang hati saya terima tawaran tersebut. Selain mendapatkan pengalaman baru dan menambah wawasan, saya juga mendapatkan honorarium dari tulisan yang saya kirimkan.
Memang honorarium yang saya terima tidak seberapa tetapi bagi anak kuliahan uang itu sudah cukup untuk menambah uang saku. Secara rutin setiap hari selasa saya mengisi salah satu kolom di tabloid itu. Kegiatan itu berlangsung sampai dua tahun. Pimpinan redaksi tabloid tersebut memberi tawaran kepada saya untuk menjadi wartawan tetap.
Dia menilai tulisan yang saya kirimkan selama ini bagus dan layak ditingkatkan menjadi jurnalis. Itulah salah satu pilihan terberat dalam hidup saya. Saya berada dalam posisi yang dilematis. Kesempatan menjadi jurnalis itu tidak akan datang dua kali. Selain itu saya bisa terus menyalurkan hobi saya tetapi dilain pihak saya harus konsisten untuk menyelesaikan kuliah saya. Setelah berdiskusi dengan orangtua, akhirnya saya memilih untuk menolak tawaran menjadi wartawan dan melanjutkan kuliah sampai selesai.
Setelah lulus kuliah saya diterima menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di instansi pengelola keuangan Pemerintah Kabupaten Blora. Hobi membaca tetap saya lakukan tetapi kegiatan menulis mulai menurun intensitasnya.
Kesibukan di kantor menjadi salah satu alasannya. Karena saya sudah mempunyai penghasilan sendiri maka saya bisa membeli buku-buku yang saya sukai. Saya jadi hobi mengoleksi buku. Setiap ada buku menarik untuk dibaca pasti saya beli. Padahal masih banyak kebutuhan lain yang harus saya cukupi. Pokoknya beli buku jadi kebutuhan utama.
Selain membeli buku, saya juga berlanggaran koran. Setiap istirahat siang, selalu saya sempatkan membaca berita yang disajikan di koran itu. Dengan membaca buku dan koran, wawasan saya setiap hari bertambah. Jika tidak membaca koran sehari saja rasanya ada yang terlewatkan. Bagi saya membaca buku dan koran adalah sarana untuk meng-upgrade pengetahuan saya.
Bak gayung bersambut. Pada suatu kesempatan, pimpinan kantor saya mengadakan pelatihan jurnalistik bagi pengelola website. Saya salah satu yang ditunjuk untuk menjadi pengelola websitedan ikut pelatihan tersebut. Selama dua hari peserta dilatih untuk membuat tulisan yang baik. Di akhir pelatihan itu, panitia mengadakan lomba penulisan artikel yang nantinya akan dimuat di websitekantor kami. Nah, ini adalah kesempatan saya untuk menunjukkan kemampuan saya sebagai penulis. Berbekal pengalaman yang saya miliki, saya membuat artikel dengan tema "Dana Desa". Mengapa saya pilih tema itu? karena saya menganggap tema tentang "Dana Desa" adalah tema yang aktual dan banyak dibicarakan masyarakat.
Peserta lain dengan berbagai latar belakang pendidikan juga berusaha menampilkan tulisannya. Awalnya saya sempat tidak percaya diri untuk mengirimkan artikel saya tetapi saya bertekat untuk mengasah kemampuan saya.
Bukan hadiah yang menjadi tujuan utama saya tetapi saya bisa belajar menulis dengan baik itu sudah cukup. Setelah panitia menerima kiriman artikel dari peserta maka juri segera menilai artikel siapa yang layak menjadi pemenangnya.
Tutor yang menjadi narasumber acara kami bertindak sebagai jurinya. Saya terkejut ketika juri membacakan pemenangnya. Ternyata artikel saya menjadi artikel terbaik sekaligus menjadi juara pertama. Saya merasa bangga atas capaian tersebut. Bukan lantaran hadiah yang saya terima tetapi mendapatkan apresiasi dari banyak pihak. Selain itu artikel saya juga dimuat dalam websitekantor kami.
Juara Menulis Opini
Foto penyerahan hadiah penulisan artikel terbaik
dalam Pelatihan Jurnalistik Website BPPKAD Kabupaten Blora

Tidak ada kata terlambat untuk belajar. Membaca dan terus membaca sehingga lahirlah banyak ide yang bisa kita tulis. Membaca dan menulis adalah dua kegiatan yang saling melengkapi. Bagi saya tanpa membaca tidak akan lahir ide yang bagus untuk ditulis.
Dari kisah saya tersebut, saya ingin membagikan beberapa pengalaman dalam menulis opini sehingga bisa memotivasi pembaca lain untuk berkarya:

Cara Juara Menulis Opini

Adapun langkah yang bisa dilakukan untuk menjadi pemenang dalam lomba menulis opini. Antara lain;
  1. Seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya bahwa membaca dan menulis tidak dapat dipisahkan. Keduanya saling melengkapi untuk menghasilkan sebuah tulisan. Pertama kali, kita harus menumbuhkan minat membaca. Tanpa ada minat membaca, kegiatan menulis menjadi lebih sulit;
  2. Selanjutnya, membaca dari berbagai macam sumber bacaan, contohnya: buku, majalah, tabloid, media online, jurnal ilmiah dan lain sebagainya. Semakin banyak referensi  menjadi semakin baik karena kita mempunyai banyak ide tulisan; 
  3.  Pilihlah topik yang aktual. Permasalahan yang sedang hangat dibicarakan oleh masyarakat menimbulkan daya tarik bagi orang lain untuk membaca artikel kita; 
  4.  Menulis artikel terutama berbentuk opini lebih mengandalkan analisis kita dalam memberikan pendapat terhadap suatu permasalahan. Pendapat pribadi penulis lebih ditonjolkan meskipun tidak menutup kemungkinan mengutip pendapat orang lain sebagai pembanding.
  5. Buatlah tulisan yang logis dan tidak berbelit-belit. Penulis opini dapat mengungkapkan pendapatnya dari sudut pandang lain disertai data pendukung yang akurat (misalnya: peraturan perundang-undangan, data statistik, pendapat pakar/ahli); 
  6. Berikan solusi atas permasalahan yang sedang dibahas. Usahakan solusi ini berasal dari pikiran/pendapat penulis sendiri; 
  7. Biasakan untuk membaca ulang tulisan yang sudah kita buat. Dengan membaca berulangkali kita akan mengetahui beberapa kesalahan kita, misalnya: salah ketik, pemilihan kata yang kurang tepat, dan lain sebagainya.
  8. Saya seringkali minta pendapat orang lain tetang tulisan saya. Tidak ada salahnya kita berdiskusi dengan orang lain (terutama yang sudah expert) sehingga kita tahu kelebihan dan kekurangan tulisan kita.
Pada dasarnya, apapun hobi kita asalkan itu positif serta ditekuni dengan baik pasti bermanfaat bagi diri kita dan orang lain. Seperti halnya hobi yang saya tekuni ini, saya melakukannya dengan senang hati. Saya ingin memberikan sumbangsih kepada bangsa dan negara, terlebih bagi daerah tempat tinggal saya melalui ide-ide yang saya tulis.
Kita harus berani mengeksplorasi potensi diri sendiri. Jika kita mempunyai hobi menulis maka kembangkan hobi tersebut dengan baik. Setidaknya, kita mulai dari diri sendiri untuk banyak berlatih. Tidak ada kata mustahil selama kita mau berusaha dan menjadikan kegagalan sebagai kesuksesan yang tertunda. 

Demikianlah tulisan mengenai pengalaman dengan Judul Asli "Menggali Potensi dengan Menulis Opini" yang ditulis oleh Rudy Tri Hermawan PNS BPPKAD Kab. Blora. Semoga tulisan ini mampu memberikan manfaat dan penyemangat kepada seluruh pembaca website lomba.
Kompetisi 2024

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "8 Cara Juara Lomba Menulis Opini yang Harus Kamu Ketahui"

Posting Komentar