Pengalaman Menjadi Juara OSK (Olimpiade Sains Kabupaten) dengan Formula UDI

-Lomba-

Juara OSK

Olimpiade Sains Nasional bisa dikatakan sebagai salah satu lomba yang cukup bergengsi yang diadakan pemerintah untuk tingkat SMP dan SMA di Indonesia. Olimpiade ini dibagi menjadi beberapa bidang yaitu, matematika, biologi, fisika, geografi, ekonomi, astronomi, kimia.

Olimpiade ini juga dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu Olimpiade Sains Kabupaten (OSK), Olimpiade Sains Provinsi (OSP) dan tingkat paling tinggi yaitu Olimpiade Sains Nasional (OSN). Saya  pernah mengikuti Olimpiade Sains Kabupaten pada salah satu bidang pada waktu SMA yaitu, astronomi.

Mungkin bagi para siswa SMA, astronomi merupakan hal yang aneh ditelinga mereka. Secara singkatnya astronomi adalah ilmu yang mempelajari tentang alam semesta, termasuk planet, bintang, meteor dan yang berhubungan dengan alam semesta ini. Sewaktu SMA tidak ada pelajaran astronomi dalam kurikulum, namun pada waktu tes minat dan bakat, saya masuk bidang astronomi.

Pertama, saya tidak yakin namun dijalani saja. Siswa yang masuk masing masing bidang akan mendapat bimbingan. Pertama masuk bimbingan, saya seperti gelas yang kosong, tidak tau apa apa tentang astronomi. Selanjutnya mulai diberi bimbingan sedikit demi sedikit hingga akhirnya datanglah hari dimana setiap siswa yang mendapat bimbingan ikut seleksi tingkat sekolah sebelum dikirim sebagai perwakilan untuk seleksi tingkat kabupaten.

Awalnya saya tidak terlalu berharap banyak, karena saya masih kelas satu SMA dan saya tidak pandai di bidang astronomi. Pada saat pengumuman, saya ternyata masuk ke dalam daftar perwakilan dengan nilai paling rendah diantara semua perwakilan.

Ternyata, setiap perwakilan akan mendapat bimbingan di luar kota dengan biaya yang lumayan besar bagi saya. Saya sudah berniat untuk mengundurkan diri, tetapi pihak sekolah melarang. Akhirnya pihak sekolah membuat keputusan untuk memberikan bantuan kepada saya agar tetap mengikuti bimbingan dan akhirnya disetujui orang tua saya.

Selama bimbingan saya tidak terlalu paham dengan yang diajarkan tetapi saya tetap mencoba belajar dengan buku seadanya dan materi yan diberikan, mengingat buku astronomi termasuk buku yang langka di perpustakaan sekolah saya. Sepulang dari bimbingan, saya mulai belajar sendiri secara intensif dan berusaha melakukan yang terbaik untuk sekolah saya, mengingat pengorbanan sekolah dan orang tua saya membayar biaya bimbingan.

Saya belajar dari buku buku dan internet tentang soal soal olimpiade tahun sebelumnya. Setiap hari Sabtu dan Minggu, mengurung diri dan mendengarkan musik sambil mempelajari setiap soal astronomi menjadi kebiasaan saya. Disamping itu, saya berdoa semoga niat saya untuk membanggakan sekolah tercapai. Tibalah hari H, saya datang ke lokasi lomba dan mengerjakan semua soal tanpa beban. Saya percayakan semua pada Tuhan. Niat saya hanya sederhana yaitu membanggakan sekolah dan orang tua dan saya percaya Tuhan akan memberikan yang terbaik.

Setelah lomba saya melupakan semuanya dan tidak peduli pada lomba astronomi lagi. Saya sudah berusaha semampu saya dan biarkan Tuhan yang menyelesaikan. Dipikiran saya hanya satu, jika saya memang pantas saya akan menjadi juara, jika saya tidak menjadi juara berarti doa dan usaha saya masih kurang. Seminggu kemudian, saya mendapat informasi bahwa saya mendapat juara pertama.

Saya sama sekali tidak percaya karena menurut saya, saya masih sangat kurang dibanding teman dan kakak kelas saya tapi  kenyataannya memang benar  bahwa saya menjadi juara olimpiade.

Walaupun pada akhirnya saya tidak bisa mengikuti olimpiade tingkat provinsi dan hanya berhenti di tingkat kabupaten karena sakit. Namun, dari pengalaman ini saya belajar bahwa usaha, doa dan niat kita akan selalu diperhatikan oleh Tuhan.

Asalkan niat kita dari awal baik dan selalu berusaha, pasti Tuhan akan mengabulkan doa kita. Setelah saya menjadi juara lomba, pada saat saya naik kelas dua dan tiga, saya diminta membantu mengajar adek kelas yang mengikuti olimpiade. Saya mengajar sekaligus memberi semangat pada mereka bahwa tidak ada yang tidak mungkin.

Sekali lagi saya sangat bersyukur bahwa adik kelas saya juga mendapat juara. Disini saya mendapat pelajaran lagi bahwa ilmu memang harus dibagikan karena membagi bukan berarti mengurangi tetapi menginspirasi.

Trimakasih, demikianlah tulisan mengenai Pengalaman Menjadi Juara OSK dengan Formula UDI (Usahakan, Doakan, Ikhlaskan) yang dikirimkan oleh Mery Cristina. 
Kompetisi 2024

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pengalaman Menjadi Juara OSK (Olimpiade Sains Kabupaten) dengan Formula UDI"

Posting Komentar