Cara Juara Lomba PBB (Perlombaan Baris Berbaris) Berdasarkan Pengalaman

-Lomba-

Cara Juara Lomba PBB


Bangkit dari kegagalan? Siapa takut! Hal ini pernah aku alami ketika aku duduk dibangku SMA kelas 1. Tentunya ada duka yang menemani aku sebelum masa bahagia itu hadir. Aku tipikal siswi yang suka mengikuti beragam lomba. Baik lomba bersifat individu maupun kelompok. Kadang aku keluar sebagai pemenang, kadang hanya sebagai peserta saja.

Diantara banyaknya lomba yang pernah aku ikuti, ada satu kisah perjuangan lomba yang sangat berkesan dalam masa remaja aku. Bukan hanya karena kemenangan yang terkandung didalamnya, melainkan juga berbagai nilai kehidupan yang tertanam dalam jiwa aku.

Disiplin, kerja keras, dan berani dihiasi dengan kebersamaan diantara keberagaman adalah kalimat yang tepat untuk menggambarkan kegigihan aku dan tim dalam meraih penghargaan pada ajang Lomba Baris Berbaris tingkat SMA se Kota Pekanbaru tahun 2015. Lomba bergengsi yang ditaja oleh SMAN 8 Pekanbaru ini diikuti oleh belasan sekolah dan memperebutkan piala bergilir. Tahun sebelumnya sekolah aku berada diposisi pertama dan berhasil menyabet piala bergilir tersebut. Saat aku dan tim aku berlaga, adalah saat untuk mempertahankan piala bergilir agar tetap berada ditangan sekolah aku.

Disinilah perjuangan Pasukan Cakar Garuda SMANSA DJAYA dimulai..

Untuk menjadi Pasukan Cakar Garuda, harus menjalani tes PBB (Peraturan Baris Berbaris) yang diuji oleh Pelatih kami, yaitu Kak Ade Rahmat Putra. Tes ini dilaksanakan 2 bulan sebelum perlombaan berlangsung dengan kuota 18 orang.

Allhamdulillah aku lolos tes bersama dengan 17 orang lainnya. Lomba Baris Berbaris harus mempunyai 1 orang Danton (Komandan Pleton) dan 2 cadangan. Pada pertemuan selanjutnya, dilakukan tes Danton dan cadangan. Saat itu kami diperintahkan untuk memberi instruksi dengan suara yang lantang. Aku, Deby, dan Putri terpilih menjadi kandidat calon Danton. Bagi yang tidak terpilih menjadi Danton, maka dinyatakan sebagai cadangan.

15 orang lain dinyatakan sebagai pasukan tetap. Mereka dilatih PBB dengan baik dan benar oleh Kak Ade. Mulai dari yang paling dasar seperti sikap sempurna hingga formasi yang dibuat oleh Kak Ade sendiri. Sementara aku, Deby, dan Putri diperintahkan Kak Ade untuk memperhatikan dan mempelajari arahan instruksi Kak Ade terhadap 15 Pasukan Cakar Garuda.

Kadang realita tidak sesuai dengan rencana. Itu hal yang wajar. Kami dinilai tidak disiplin oleh Kak Ade. Karena banyak anggota yang izin ini itu saat latihan. Ada yang izin les, izin tidak enak badan, izin ikut ekskul lain, dan lain-lain. Untuk keseragaman gerakan tentu diperlukan anggota yang lengkap. Ditambah lagi saat itu Kak Ade sedang bekerja.

Tentunya akan susah mencari waktu lain. Bukan hanya itu, bahkan ketika kami latihan, banyak gerakan tambahan yang kami lakukan seperti mengobrol, mengelap keringat, mata yang melihat kesana kemari,dll. Jika tidak diberi teguran, hal ini akan menjadi kebiasaan. Terlebih jika melakukannya saat lomba sedang berlangsung, akan mengurangi poin. Aku juga melakukan banyak kesalahan. Seperti menjatuhkan instruksi tidak tepat sasaran, kadang suara aku tidak bulat, dan aku juga sering terlambat datang saat latihan.

Semua hal kecil yang kami lakukan secara bersamaan dan terus menerus, membuat Kak Ade kecewa. Kak Ade pun memutuskan untuk berhenti melatih kami, sampai kami benar-benar siap merubah kebiasaan buruk kami dan siap untuk dilatih lagi.

Jika tidak ada perubahan, maka kami tidak jadi didaftarkan lomba. Kami vakum latihan sekitar 3 minggu. Rasa bersalah meliputi kami, kami jadi jarang mempraktikan gerakan. Semangat kami pudar, tak ada kobaran didada kami. Terlebih saat itu hari ujian tengah semester semakin dekat. Aku mengejar banyak materi di kelas. Karena aku orang yang mudah sakit jika kelelahan, maka waktu di rumah aku maksimalkan untuk istirahat. Nilai-nilaiku tidak terlalu bagus, aku berniat untuk ikut kes prifat dirumah.

Saat itu 10 hari menjelang lomba, dan  3 hari menjelang ujian tengah semester. Kami sepakat untuk ikut dalam lomba meskipun latihan setelah sepulang sekolah dimasa-masa ujian tengah semester. Aku mendengar kabar bahwa Deby tidak bisa ikut lomba PBB karena Deby akan diikutkan  lomba tari FLS2N oleh guru dan Deby akan sibuk latihan menari.

Sementara Putri juga tidak bisa ikut lomba PBB karena Putri juga diikutkan lomba lain oleh guru, yaitu lomba paduan suara FLS2N. Otomatis aku menjadi satu-satunya kandidat calon Danton yang tersisa dan akan menjadi Danton untuk Pasukan Cakar Garuda. Hal ini adalah kesempatan bagiku untuk keluar dari zona nyaman. Namun, masih ada rasa takut untuk maju.

Karena sebelumnya aku belum pernah menjadi Danton, dan selama latihan, aku memberi instruksi tidak tepat sasaran, aku juga masih kelas 1 SMA. Masih ada kakak senior kelas 2 SMA yang lebih baik menjadi Danton. Dan mempertahankan piala bergilir lebih sulit daripada mendapatkan seperti pertama kali.

Aku utarakan kegelisahanku pada Kak Reza, ia senior kelas 2 SMA yang menurutku dapat memberiku saran. Karena Kak Reza tipikal orang yang bijak dan rendah hati serta cerdas dimataku. Kak Reza bilang lebih baik aku mencoba sedari dini, jangan menyerah, cobalah, manfaatkan masa muda menjadi pemimpin. Aku mulai membuka hati.

Aku utarakan kegelisahanku pada Kak Ade. Ini solusi terakhir. Aku pasrahkan pada Allah SWT. Ternyata Kak Ade tidak ingin merubah posisi pasukan tetap. Dan sebagai satu-satunya kandidat calon Danton yang tersisa, aku harus menjadi Danton. Karena tidak ada lagi yang dapat menjadi Danton jelang 10 hari perlombaan dan dimasa ujian tengah semester. Maka aku menerima segala keputusan dengan ikhlas dan rasa syukur dipercayakan menjadi Danton.

Ketika murid lain sibuk belajar jelang ujian tengah semester, kami Pasukan Cakar Garuda giat berlatih PBB dan gerakan formasi yang dibuat oleh Kak Ade. Kami tidak meninggalkan sholat dan senantiasa berdoa kepada Allah. Jujur saja, selama aku fix menjadi Danton, hatiku sering dirundung gelisah. Karena takut mengecewakan orang lain. Namun tiap kali aku selesai sholat fardhu ataupun sunnah, aku merasa hatiku lebih tenang. Inilah yang perlu diperhatikan oleh kita semua. Kita hanyalah makhluk yang lemah. Hanya Yang Maha Esa yang dapat memberi pertolongan. Bagi umat muslim, jangan pernah tinggalkan sholat.

Di pagi hari, aku menghafal instruksi, membayangkan Pasukan Cakar Garuda ada didepanku. Siang hari aku ujian di sekolah, diwaktu istirahat pun aku tetap menghafal instruksi, berbicara sendiri seakan-akan ada Pasukan Cakar Garuda didepanku. sore hari aku dan pasukan lainnya berlatih bersama. Saat itu kami terima konsekuensi atas segala kesalahan kami, seperti biasanya, gerakan tambahan, datang terlambat, dan lain-lain.

Meskipun kami sudah berlatih sebaik yang kami bisa, kesalahan selalu ada. Terlebih aku sebagai Danton juga masih sering memberi instruksi tidak tepat sasaran. Dimalam hari, aku belajar untuk ujian, lalu kembali menghafal instruksi. Aku menyetel alarm agar bangun disepertiga malam untuk sholat tahajud. Doa doa kulantunkan.

Satu hari menjelang lomba, gerakan kami masih jauh dari kata sempurna. Kak Ade sangat kecewa padaku. Aku merasa begitu. Karena instruksi yang kuberikan dinilai ragu-ragu, tidak tepat sasaran, dan keluar garis batas. Sore itu latihan dihentikan beberapa menit. Karena Kak Ade akan pergi mengantar surat izin ke tempat Diklat Paskibra. Dan kami diperintahkan untuk istirahat, minum, dengan harapan kembali fokus. Delfi dan Susanti, temanku yang memberiku semangat saat itu.

Mereka memberiku nasihat. Murni aku nilai itu sebagai nasihat. Kenapa? Karena mereka mengajakku ke toilet sebagai alasan, kemudian mereka bertanya mengapa aku kurang fokus, dan mereka memberiku solusi atas instruksi yang aku sering salah dalam melakukannya.

Aku yakin mereka mengajakku ke toilet dan memberiku semangat serta saran, karena mereka tidak ingin yang lain mendengar. Aku jadi ingat kata-kata Imam Syafi’e ; “Siapa yang menasihatimu secara sembunyi, dia benar menasihatimu. Siapa yang menasihatiku dikhalayak ramai, ia sebenarnya menghinamu.

Lomba pun dimulai. Sekolah lain memakai seragam yang unik. Ada yang memakai seragam khusus sekolah mereka, ada yang memakai pakaian serba putih seperti Paskibraka, dan lain sebagainya. Sementara itu tim kami memakai baju olahraga sekolah. Terlihat sederhana memang, namun kami mengutamakan keseragaman. Sebelum berlomba, aku menghafal instruksi lalu berdoa dan membaca ayat-ayat pendek.

Beberapa menit sebelum tim kami memasuki lapangan, kami bersiap diri dan berdoa bersama. Lomba pun dimulai. Aku melakukan semuanya instruksi tanpa  ada yang ketinggalan. Jantungku berdebar. Tapi aku tak peduli. Aku percaya pada diriku. Aku sudah berlatih dan berdoa. Aku berusaha menghilangkan rasa gugup dan takut. Aku berani menatap pekat mata dewan juri saat aku melapor. 15 menit kami berlaga. Menampilkan apa yang sudah diajarkan oleh Kak Ade. Kami tetap berdoa. Kami sholat bersama. Kami ikhlas dan pasrah atas apa yang akan Allah SWT berikan kepada kami.

Detik demi detik berlalu. Tiba waktunya pengumuman hasil juara. Dimulai dari kostum terbaik, Alhamdulillah kami keluar sebagai juaranya. Meskipun baju olahraga kami biasa saja, namun ternyata karena keseragaman itulah yang membuat poin kami tinggi. Karena baju kami ukurannya pas dan bersih tidak ada noda. Aku maju mengambil piala . Saat itu aku melihat orangtuaku berdiri diluar pagar menyaksikan hal itu. Mereka tersenyum lebar dan aku bahagia. Setelah itu pengumuman Danton terbaik. Aku belum berhasil menjadi Danton terbaik. Setelah itu pengumuman juara 3, nama sekolah kami belum terpanggil. Begitu juga saat pemnaggilan juara 2. Tiba saat yang paling menegangkan, kami terperangah bukan main.

Alhamdulillah SMAN 1 Pekanbaru berhasil menyabet juara 1 lagi dan mempertahankan piala bergilir. Fachrul maju mengambil piala tersebut. Kami bahagia. Sangat. Betapa perjuangan kami benar benar terbayar. Kisah sedih kami, keringat, dan air mata, tidak sia-sia. Allah menjawab doa kami. Terima Kasih Yaa Allah

Demikianlah tulisan yang dibagikan oleh Rifkah Zulmurta Putri dalam "Cara Juara Lomba PBB (Perlombaan Baris Berbaris) Berdasarkan Pengalaman" semoga bisa menjadi inpirasi dan motivasi bagi segenap pembaca yang sedang mencari info seputar lomba PBB.
Kompetisi 2024

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Cara Juara Lomba PBB (Perlombaan Baris Berbaris) Berdasarkan Pengalaman"

Posting Komentar